Sunday, March 31, 2013

Makalah Ilmiah Iptek Nuklir


"Mengikuti Sesi Pemaparan dan Diskusi Makalah Ilmiah Iptek Nuklir"

Makalah Peserta

EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA EKSTERNAL PADA KONDISI PADAM UNTUK AP1000 DAN VVER1200,

Oleh: Dr. D. T. Sony Tjahyani, p57-66.  pdf (259K)


EVALUASI PARAMETER NEUTRON KASIP REAKTOR PWR AP1000,

Oleh: Dr. T.M. Sembiring dan S. Pinem, p.  pdf (233K)

ANALISIS DISTRIBUSI FLUKS DAN SPEKTRUM NEUTRON REAKTOR PLTN PWR 1000 MWe MENGGUNAKAN PROGRAM MCNP,

Oleh: Dr. Amir Hamzah, p.  pdf (329K)


ANALISIS KARAKTERISTIKA KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR RGTT200K DENGAN BERBAGAI PENGAYAAN BAHAN BAKAR,

Oleh: Dr. Hery Adrial, p.  pdf (687K)



ANALISIS DISTRIBUSI LAJU ALIR DESAIN TERAS REAKTOR RISET BERBAHAN BAKAR TINGKAT MUAT TINGGI,

Oleh: Dr. Muh. Darwis Isnaini, Endiah Puji Hastuti dan Muh. Subekti, p.  pdf (187K)


Photo by: A.N. at Nuclear Energy Conference

Ucapan Terima Kasih Kepada:

Bpk. Insan Arif Hidayat, S.Pd., M.Sc.
Kak Iqbal Robiyana, S.Pd.
Kang Deden Anugrah S.Pd.

Sumber:

1. http://www.batan.go.id/ptrkn/

2. http://fpmipa.upi.edu/

3. http://nuclearscienceandtechnology.blogspot.com/  (Sekolah Sains dan Teknologi Nuklir)



Maju Terus Ilmu Pengetahuan Bangsa

Semoga Bermanfaat

Tuesday, March 26, 2013

Laboratorium Fusi Nasional

Laboratorium Fusi Nasional

Wednesday, March 20, 2013

Mengenal Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Melihat anak-anak sekolah sedang melakukan kegiatan baris-berbaris dan latihan upacara teringat masa muda zaman "Dahulu Kala" ketika menjadi seorang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRA), kakak-kakak senior sering memberikan lagu-lagu aneh, nyentrik dan riang.




Salah satunya ini:

Judulnya: Kapal Selam

"Kapal selam tangkinya bocor
Timbul tenggelam di perbatasan
Buat apa susah hati
Buat apa sedih hati
Paskibra tak pernah bersedih"

Namun sekarang berbeda, penulis bukan akan membahas mengenai lagu tersebut, namun terinspirasi meneliti sebuh alat pertahanan bangsa yang bernama: Kapal Selam Nuklir.

Sayang bangsa kita belum mempunyainya, padahal menurut hemat kami, bangsa Maritim seperti Indonesia sangat memerlukan Kapal Selam Super Canggih ini untuk kepentingan pertahanan dan riset laut dalam

Minimal bangsa ini harus memiliki 10 buah Kapal Selam Bertenaga Nuklir yang ditempatkan pada perbatasan-perbatasan strategis dengan negara tetangga dan buatan Industri Pertahanan dalam negeri tentunya.

Dikisahkan bapak bangsa kita, Prof. B.J. Habibie ketika beliau sedang belajar di Jerman pernah membuat rancangan desain kapal selam tercanggih saat itu, namun hasil karyanya diambil oleh Departemen Pertahanan  negara tersebut, saking hebatnya desain beliau.
Konsep Fisika Sederhana Kapal Selam

Hukum Archimedes

Hukum Fisika Sederhana yang sudah berumur ribuan tahun ini begitu ampuh dalam pengembangan kapal selam.

Archimedes of Syracuse (Greek: Ἀρχιμήδης; c. 287 BC – c. 212 BC) was a Greek mathematician, physicist, engineer, inventor, and astronomer.

Bunyi Hukum Archimedes

    Suatu benda yang terendam sebagian atau seluruhnya kedalam fluida akan mengalami gaya keatas yang sama besarnya dengan besar fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

Terdapat 3 jenis yang termasuk kedalam hukum Archimedes yaitu terdiri dari:

Mengapung, Melayang, dan Tenggelam.

    *Mengapung - Suatu benda dikatakan mengapung apabila masa jenis benda lebih kecil dibandingkan massa jenis fluida.
    *Melayang - Suatu benda dikatakan melayang apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida.
    *Tenggelam - Suatu benda dikatakan tenggelam apabila massa jenis benda lebih kecil dibandingkan massa jenis fluida.

Contoh penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.

Antara lain : Kapal Selam, Kapal Laut, Hidrometer, Balon Udara, Jembatan Ponton, Galangan Kapal, dll.


Kapal Selam Nuklir AS Ikut Latihan Gabungan

Kapal selam AS USS Cheyenne berlabuh di pangkalan angkatan laut Korea Selatan di Busan, sekitar 420 km (261 mil) tenggara dari Seoul, Rabu (20/3).




Kapal selam nuklir AS ini telah berada di Korsel sejak 13 Maret lalu untuk ambil bagian dalam latihan perang gabungan AS dan Korsel yang diberi nama Foul Eagle hingga 1 April 2013. Kedua negara memang terus melakukan latihan perang menyusul adanya ancaman militer dari pihak Korea Utara usai dijatuhi sanksi oleh PBB terkait uji coba nuklir.



Kita dan pembaca tentunya sering melihat kapal yang berlayar di laut, benda-benda yang terapung di permukaan air, atau batuan-batuan yang tenggelam di dasar sungai. Konsep terapung, melayang, atau tenggelamnya suatu benda di dalam fluida, kali pertama diteliti oleh Archimedes.

Menurut Archimedes, benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mengalami gaya ke atas. Besar gaya ke atas tersebut besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Secara matematis, Hukum Archimedes dituliskan sebagai berikut.

Fa = Wu–Wa
Fa = gaya apung atau gaya ke atas (N),
Wu = gaya berat benda di udara (N),
Wa= gaya berat benda di dalam air (N)

Hasil penemuannya dikenal dengan Hukum Archimedes yang menyatakan bahwa apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya, benda akan mendapat gaya apung (gaya ke atas) yang besarnya sama dengan berat zat cair yang didesaknya (dipindahkan) oleh benda tersebut.

Secara matematis ditulis :

FA = ρ.g.V

Keterangan :

FA = Tekanan Archimedes = N/M^2
ρ = Massa Jenis Zat Cair = Kg/M^3
g = Gravitasi = N/Kg
V = Volume Benda Tercelup = M^3

A nuclear submarine is a submarine powered by a nuclear reactor. The performance advantages of nuclear submarines over "conventional" (typically diesel-electric) submarines are considerable: nuclear propulsion, being completely independent of air, frees the submarine from the need to surface frequently, as is necessary for conventional submarines; the large amount of power generated by a nuclear reactor allows nuclear submarines to operate at high speed for long durations; and the long interval between refuellings grants a range limited only by consumables such as food. Current generations of nuclear submarines never need to be refueled throughout their 25-year lifespans.




Kapal Selam Nuklir (KSN) pertama dibuat tahun 1951. Pelopor pembuatannya adalah seorang perwira AL Amerika Serikat,  Kapt. Hyman G. Rickover. Karya pertama-nya adalah: USS Nautilus (1951).

Yang revolusioner dari KSN adalah penggunaan reaktor nuklir untuk membangkitkan tenaga gerak propeller dan pengisian (recharge) battere-battere yang akan digunakan oleh motor listrik. Jadi posisi mesin diesel diambil alih oleh Reaktor Nuklir Mini. Sedang motor listrik tetap dipertahankan.


1. Reaktor nuklir menghasilkan panas yang diperoleh dari fisi atom Uranium.
2. Panas yang dihasilkan didorong dan disalurkan ke ketel uap yang berisi air.
3. Air yang ada dalam ketel uap mendidih sehingga mengeluarkan kekuatan tekanan uap yang sangat besar.
4. Tekanan uap disalurkan ke dua sistem alat yaitu:

A. Generator Turbo, yang menghasikan tenaga untuk kebutuhan reaktor dan
B. Turbin Utama, untuk menghasilkan tenaga gerak Kapal dan Pengisian battere.

5. Sisa uap air yang mengalir secara terus-menerus dialirkan ke motor pendingin sehingga uap berubah wujud kembali menjadi air.
6. Untuk selanjutnya air ini dialirkan kembali ke ketel uap. Begitu seterusnya


The Science and Technology of Submarine

The main difference between conventional submarines and nuclear submarines is the power generation system. Nuclear submarines employ nuclear reactors for this task. They either generate electricity that powers electric motors connected to the propeller shaft or rely on the reactor heat to produce steam that drives steam turbines (cf. nuclear marine propulsion). Reactors used in submarines typically use highly enriched fuel (often greater than 20%) to enable them to deliver a large amount of power from a smaller reactor and operate longer between refuelings – which are difficult due to the reactor's position within the submarine's pressure hull.

2020-2025, Rusia Miliki 8 Kapal Selam Nuklir Terbesar di Dunia



Navy chief Adm Rusia, Jendral Vladimir Vysotsky yang mengatakan bahwa Kapal Selam “terseram” di dunia ini memiliki 8 torpedo dan 20 hulu ledak Nuklir. “Kapal Selam Nuklir ini segera akan mengguncang kedamaian dunia, dengan jangkauan missil di atas 3000 km sampai 5000 km, kalau ditembak dari laut selatan, tahu sendiri sampai kemana.”  Katanya.


The nuclear reactor also supplies power to the submarine's other subsystems, such as for maintenance of air quality, fresh water production by distilling salt water from the ocean, temperature regulation, etc. All naval nuclear reactors currently in use are operated with diesel generators as a backup power system. These engines are able to provide emergency electrical power for reactor decay heat removal, as well as enough electric power to supply an emergency propulsion mechanism. Submarines may carry nuclear fuel for up to 30 years of operation. The only resource that limits the time underwater is the food supply for the crew and maintenance of the vessel.

The stealth weakness of nuclear submarines is the need to cool the reactor even when the submarine is not moving; about 70% of the reactor output heat is coupled into the sea water. This leaves a "thermal wake", a plume of warm water of lower density which ascends to the sea surface and creates a "thermal scar" that is observable by thermal imaging systems, e.g., FLIR. Another problem is that the reactor is always running, creating steam noise, which can be heard on SONAR, and the reactor pump (used to circulate reactor coolant), also creates noise, as opposed to a conventional submarine, which can move about on incredibly silent electric motors.


Proses Pembuatan Kapal Selam Bertenaga Nuklir di Perusahaan 
Maritim BAE Systems Submarine Solutions


Semoga di masa depan Industri Pertahanan Bidang Maritim di Indonesia Mampu membuat dan mengembangkan Kapal Selam Super Hebat ini.

Amin.


Thanks to:

Dr. Petros Aslanyan, M.Sc. (Senior Scientist at Joint Institute for Nuclear Research, Russia & Yerevan State University)

Sumber:

Wikpedia
Garda Pengetahuan
Defense Studies 
PT PAL Indonesia
http://www.baesystems.com/
Nuclear Science and Technology School


"Budaya masyarakat lain dapat memasuki ruang hidup keluarga. Kita harus meningkatkan “Ketahanan Budaya”sendiri untuk mengamankan kualitas iman dan taqwa (Imtak) yang melengkapi pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang diberikan dalam sistem pendidikan dan pembudayaan kita, yang menentukan perilaku, produktivitas dan daya saing Generasi Penerus."

 ~Prof. Habibie~

Friday, March 1, 2013

Mengukur Kekuatan Bom Nuklir Korea Utara


"Perang Nuklir hanya akan melahirkan kepunahan umat manusia"
~A.N.~

Intro:

A nuclear weapon is an explosive device that derives its destructive force from nuclear reactions, either fission or a combination of fission and fusion. Both reactions release vast quantities of energy from relatively small amounts of matter. The first fission ("atomic") bomb test released the same amount of energy as approximately 20,000 tons of TNT. The first thermonuclear ("hydrogen") bomb test released the same amount of energy as approximately 10,000,000 tons of TNT.

Waspada Perang Nuklir

Korea Utara secara dramatis semakin memanaskan situasi di Semenanjung Korea. Pada Kamis (4/4/2013), Pemerintah Korea Utara mengatakan telah menyetujui serangan nuklir ke Amerika Serikat.

"Saat-saat ledakan terjadi semakin dekat,"
demikian pernyataan militer Korea Utara seraya mengingatkan perang dapat pecah "hari ini atau esok".

Ancaman baru Korea Utara ini muncul tak lama setelah kabar Amerika Serikat menyiagakan pertahanan misilnya di Guam dan mengerahkan dua kapal perusak ke perairan Korea Selatan.

Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan kantor berita KCNA, para jenderal Tentara Rakyat Korea memperingatkan Washington DC atas ancaman ini.

"Amerika Serikat akan dihantam misil berhulu ledak nuklir yang berukuran kecil, ringan, dan sudah direkayasa,"
demikian KCNA.

"Operasi militer tanpa ampun yang akan dilakukan angkatan bersenjata kami yang sangat revolusioner akhirnya dievaluasi dan diratifikasi," demikian pernyataan Korea Utara.

Bulan lalu, Korea Utara mengancam akan melakukan serangan nuklir ke Amerika Serikat, dan pekan lalu panglima Angkatan Darat Korea Utara memerintahkan semua roket strategis dalam keadaan siaga tempur.

Menurut Pakar militer Russia, uji nuklir yang di lakukan oleh Korea Utara berkekuatan sekitar 20 kilo ton.

Satu kilo ton setara dengan 1000 ton bahan peledak TNT [Tri Nitro Toluena/trinitrotoluene], 1000 ton TNT setara dengan kekuatan bom atom yang dijatuhkan Tentara Sekutu di Nagasaki, Jepang pada akhir Perang Dunia II Agustus 1945.

Ini berarti, bom nuklir yang diuji Korea Utara memiliki kekuatan sebesar 20 kali bom atom yang di jatuhkan di Nagasaki.

Cara Mendeteksi Uji Senjata Nuklir

Sebuah gempa bumi meletup dengan episentrum di Pegunungan Sungjibaegam, 5 km sebelah barat kamp kerja paksa Hwasong atau sekitar 300 km sebelah timur laut kota Pyongyang (Korea Utara) pada Selasa pagi 12 Februari 2013 pukul 09:58 WIB lalu.

Seperti hari kerja biasanya, USGS dan lembaga-lembaga geologi-geofisika global lainnya pun merekam gempa ini lewat jaringan seismogram yang bertebaran pada berbagai penjuru, khususnya di kawasan tepian Samudera Pasifik bagian utara. 
USGS National Earthquake Information Center awalnya melansir gempa tersebut memiliki magnitudo (mb) 4,9 skala Richter namun belakangan direvisi kembali menjadi 5,1 skala Richter. Sekilas gempa tersebut tergolong wajar, di segenap penjuru Bumi setiap harinya rata-rata terdapat 4 kejadian gempa berskala 5 skala Richter.
Energi 




Seberapa besar energi ujicoba senjata nuklir Korea Utara kali ini? 

Seperti halnya semua ujicoba senjata nuklir pada matra lainnya, ujicoba bawah tanah dalam pun tak dapat dirahasiakan dari mata dunia.

Ujicoba ini melepaskan energi sangat besar dan sebagian diantaranya bakal terkonversi menjadi gelombang seismik yang dapat kita rasakan sebagai gempa bumi.

Namun gempa bumi yang dilepaskan ledakan nuklir bawah tanah memiliki pola gelombang seismik yang sangat berbeda dibanding gempa bumi tektonik maupun vulkanik.

Gelombang seismik produk ledakan selalu bersifat dilasional, dimana amplitudo terbesarnya terjadi di detik awal. Sementara gelombang seismik dari gempa bumi tektonik maupun vulkanik bersifat deviatoris, dimana amplitudo terbesarnya terjadi di tengah-tengah durasi gempanya.

Gelombang dilasional hanya akan terjadi jika di dalam tanah (umumnya pada kedalaman sangat dangkal) mendadak terbentuk rongga besar yang kemudian runtuh.

Ledakan nuklir bawah tanah berkemampuan membentuk rongga besar semacam itu dalam sekejap, seiring tingginya panas yang dilepaskannya sehingga menyebabkan batuan di seputar titik ledak meleleh, sementara yang berjarak lebih jauh bakal hancur maupun retak-retak.

Sebagai gambaran, peledakan bom nuklir berkekuatan 20 kiloton TNT di bawah tanah dalam bakal membentuk rongga seukuran 60 meter yang berisikan lelehan batuan, diselubungi oleh kawasan hancuran batuan bergaris tengah 200 meter dan di lapisan terluar terdapat kawasan batuan yang retak-retak dengan dimensi 650 meter.

Pelelehan, penghancuran dan peretakan batuan bakal menyebabkan daya dukungnya hilang sehingga tak sanggup lagi menopang beban berat batuan-batuan lain diatasnya. Sehingga kolom batuan di atas titik ledak pun ambles yang diiringi pembentukan gelombang seismik.

Amblesan ini bakal kasat mata di permukaan tanah dalam rupa terbentuknya kawah amblesan (subsidens) yang dikelilingi jalinan retakan tanah. Seperti halnya gelombang seismik lainnya, gelombang produk ledakan nuklir bawah tanah dapat ditentukan magnitudonya.

Dan dari magnitudo ini dapat ditentukan energi atau kekuatan atau daya ledak bom nuklir yang diujicoba, yang dinyatakan dalam persamaan umum berikut :



Konstanta a umumnya berharga 0,75 sementara konstanta C adalah konstanta empirik yang sangat bergantung pada karakteristik geologi lokasi ujicoba nuklir, namun umumnya berharga antara 3,9 hingga 4,5.

Dengan mengacu pada ujicoba nuklir 2006 dan 2009 Korea Utara, maka nilai C bagi Pegunungan Sungjibaegam adalah antara 4,17 hingga 4,23.

Maka pada mb = 5,1 diperoleh energi ujicoba nuklir Korea Utara kali ini sebesar 14 hingga 17 kiloton TNT.

Dengan demikian energinya hampir menyamai bom nuklir Hiroshima sekaligus merupakan peningkatan dari ujicoba sebelumnya yang hanya berkekuatan 0,8 kiloton TNT (2006) dan 2,8 kiloton TNT (2009).

Peningkatan ini hanya berarti satu hal, Korea Utara berhasil meningkatkan kemampuannya sehingga mampu membuat senjata nuklir yang lebih baik dibanding dua kesempatan sebelumnya, meskipun, negeri itu baru kehilangan pemimpin besarnya dan terus menerus didera kemiskinan dan kelaparan berat serta dihimpit kekuatan-kekuatan regional dan global yang tak bersahabat dengannya.

Bagi Korea Utara, ujicoba nuklir 2013 ini menaikkan posisi tawarnya, sebab dengan biaya 'murah' kini mereka mampu menempatkan diri sejajar dengan negara-negara berkekuatan nuklir lainnya.

Jika perkembangan ini terus berlanjut, bukan tak mungkin dalam tempo beberapa tahun lagi Korea Utara mampu meledakkan senjata nuklir terbaru yang tidak hanya berbasis reaksi pembelahan nuklir (fisi) semata, namun juga mengombinasikannya dengan reaksi penggabungan nuklir (fusi).


Langkah ini hanya akan berujung pada pembuatan bom Hidrogen yang berkemampuan lebih dahsyat.

Lihat Juga:

Aftermath:

More technical details


Sumber:

1. Bapak Ma'rufin Sudibyo, S.T.
2. Kompas Internasional
3. Wikipedia

Ucapan Terima Kasih Kepada:

Kak Rezy Pradipta, Ph.D.
(Alumni Tim Olimpiade Fisika Indonesia, Belajar di Department of Nuclear Engineering at MIT)

Dr. Mohamed Mustafa ElBaradei, J.S.D. (Former Director General of IAEA)

Prof. Mujid S. Kazimi, Ph.D. (Director, Center for Advanced Nuclear Energy Systems MIT)

Prof. Djarot Sulistio Wisnubroto, M.Sc., D.Sc. (Presiden BATAN)

Kak Iqbal Robiyana, S.Pd. (Founder Center for Nuclear Education at Indonesia University of Education)

Teh Nina Widiawati, S.Pd. (Mahasiswa S2 Bidang Peminatan Fisika Nuklir)
Teh Fitria Miftasani, S.Pd.(Mahasiswa S2 Bidang Peminatan Fisika Nuklir)

Dr. Petros Aslanyan, M.Sc. (Joint Institute for Nuclear Research, Rusia & Yerevan State University)

Semangat Semoga Bermanfaat   

Nuclear Power in the 21st Century




It will be difficult for the world to achieve the twin goals of ensuring sustainable energy supplies and curbing greenhouse gases without nuclear power.
The International Atomic Energy Agency helps its Member States to use nuclear technology for a broad range of peaceful purposes, one of the most important of which is generating electricity.



Source:

Dr. Yukiya Amano, IAEA Director General

Kunjungi Juga:


http://nuclearscienceandtechnology.blogspot.com/  (Sekolah Sains dan Teknologi Nuklir)


http://ocw.mit.edu/courses/nuclear-engineering/ (Nuclear Engineering OpenCourseWare from MIT)


http://fisika.upi.edu/ (Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia)